Menu
Close
mataexpose.com

Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini

Apakah Karena Pelaku Seorang Adik Dari anggota kepolisian dan anggota PP sehingga kasus ini tidak di tindaklanjut? Apakah masyarakat jelata hukum terhadap korban tidak berlaku.

Apakah Karena Pelaku Seorang Adik Dari anggota kepolisian dan anggota PP sehingga kasus ini tidak di tindaklanjut? Apakah masyarakat jelata hukum terhadap korban tidak berlaku.

Smallest Font
Largest Font

Riau – mataexpos.com | Hal tersebut diungkapkan ASNITHA HUNTERHARD SINAGA (35) Warga Silanguan RT/RW: 0/null, Pangururan, Simosir Pekanbaru Riau pemilik warung yang di amuk beberap oknum dari anggota LSM Pemuda Pancasila.

“Ya, sekitar pukul 11.30 wib datang seorang perempuan ke rumah saya yang mengaku sebagai boru sinaga, saya tanya, ‘kk boru sinaga kan?’, jawabnya, ya, Aku boru sinaganya kk kerja di warung tuak bawah ini, aku datang kesini karena mau berlindung disini dululah kk, aku sudah habis dipukuli pacarku, sudah bengkak semua badan sama kepalaku kk, Ya sudah kalau begitu istirahatlah dulu, tapi makanlah dulu kau ya nang,” ucap asnhita.

Setelah itu saya bilang ke kasir agar segera menutup pintu rumah yang kebetulan juga rumah yang saya kontrak itu saya kelola sebagai warung tuak jam tutupnya 12:00 sudah tidak melayani tamu dalam bentuk apapun.

Ia mengungkapkan, setelah itu warung ditutup, selang beberapa menit seorang karyawannya yang sedang membersihkan kamar mandi dibelakang warung berteriak “ada yang ngintip” kemudian disuruh menutup semua pintu.

“Karyawan saya sedang membersihkan kamar mandi yang kebetulan diluar rumah lebih tepatnya didepan pintu dapur. Seketika mereka berteriak “ada yang ngintip”, dengan spontan saya berlari kebelakang sambil bertiak agar pintu ditutup, sambil berlari kearah dapur tersebut dan benar saya menemukan seorang pria dalam keadaan setengah sadar. Kemudian saya menghampiri dan bertanya ‘ngapain ito?. jawabnya, Kk boru sinaga itu pacarku harus kubawa pulang karena aku sudah habis dipukuli, lihatlah kupingkupun sudah berdarah. Bah hacit do ito, alai sogotma boan si adek i mulak ate ito alana hami naeng istirahat nama, manang diape sihataan sogotmai da ito).

Kemudian saya berlalu dan menutup jerjak dan pintu dapur warung saya masuk lalu duduk ditempat saya semula. Namun beberapa menit kemudian terdengar lagi suara gedoran dari puntu dan jendela, akhirnya saya membuka jendela depan setelah saya buka ternyata orang yang sama.

Sambil mengumpat, memaki dan meludah kemudian mengancam akan membakar semua barang milik boru sinaga itu akhirnya saya meminta agar pintu depan di bukakan sama kasir.

Karena saya juga sudah lelah meminta pada kariawan saya untuk mengeluarkan perempuan yang diakuinya sebagai pacarnya. Namun perempuan itu menolak untuk diajak pulang sambil berlindung dibelakang saya. Entah apa yang ada dibenaknya kemudian memaksa dengan menjambak dan menarik tangan perempuan itu untuk diajak pulang.

Karena suara teriakannya itu membangunkan kariawan saya yang bermarga sidabutar berlari kearah pintu depan, melihat kejadian tersebut sidabutar pun berkata ( molo soolo ito i lae unang pola paksa hamu, lagian kan nga didok ibu on asa songotma alap lae itoanon ) Merasa tidak terima sihaloho pun melayangkan tinjunya kepipi sidabutar, kemudian sihaloho melayangkan helm yang ternyata sudah dibawa sebelumnya dan menghantam bagian wajah sidabutar tersebut namun naas bagi saya justru pukulan keduannya justru mengenai kelopak mata kiri saya, adapun niat saya disitu hanya ingin melerai.

Kemudian terjadilah gelud diantara mereka berdua. Karena saya memang agak lemah akhirnya gelud itu berakhir karena tubuh saya terasa lunglai dan jatuh ketanah. Kemudian saya dipapah kembali ke dalam rumah. Baru juga mau istirahat, beberapa menit kemudian terdengar atap rumah dilempari dengan batu dan diiringi teriakan, makian seperti dalam vidio.

Begitu saya buka pintu dari dalam saya melihat tiga orang laki² dewasa datang dengan bringasnya sambil berteriak, memaki dan mengancam saya dan meminta agar siperempuan tersebut dengan nama sanni alias boru sinaga itu dikeluarkan.

Karena saya memang tidak terbiasa mengunci atau membuka pintu jerjak tersebut akhirnya saya merasa agak kewalahan, karena siagian merasa saya sangat lambat membuka pintu jerjak tersebut akhir melayangkan tangannya kearah kepala saya tepatnya dibagian kening sebelah kanan sambil berkata ‘kau boru sinaga’ ya, sebentar kau disini boru sinaga, sebelum kau disini siturnip sama sihaloho yang buka ini. Tau kau tutupnya gara-gara apa?.

kemudian sayapun bertanya. Maksudmu, kau cipta kondisi samaku, ini rencanamu supaya aku juga tutup. Ia, kau juga sebentar disini. Aku yang punya warung dibawah ini, aku anggota PP biar tau kau.

Saya sama sekali tidak mengenal satupun dari pelaku dan tidak memiliki konflik dalam bentuk apapun dengan mereka bertiga termasuk perempuan yang mengaku sebagai boru sinaga yang datang kewarung saya pada pukul 11:30 WIB Waktu kejadian pelemparan yang dilakukan mereka bertiga secara bersama sama Pukul 4:28 WIB Lebih tepatnya pagi Tgl. 10 Juli 2022.

“Selama dua hari saya dan kariawan saya datang bolak balik Ke Mako Polres namun sama sekali tidak digubris dengan alasan sibuk. Setelah Jam 16.18 tepatnya Tgl 12 Juli 2022 barulah dilayani sampai pukul 12:30 direskrim bukan di U PPA setelah beberapa minggu kemudian barulah pihak U PPA memanggil saya untuk di mintai keterangan ulang dengan alasan hasil interogasi setelah pembuatan LP tidak dilimpahkan ke U PPA,” ungkapnya.

Asnitha Hunterhard Sinaga, menyebut, Kalau polres mau mendudukan kasus pelaporannya itu, mestinya harus menceritakan semua lebih detail lagi.

1. Apa mksd tujuan mereka menyuruh perempuan itu datang kewarung saya, yang dimana dia langsung tau bahwa saya boru sinaga?.

2. Darimana mereka tau boru sinaga itu berlindung kewarung saya, sedangkan keterangnnya dia mearikan diri karena habis dipukuli sama pacarnya.

3. Mengapa pelaku langsung berani mengeluarkan statemen seperti dalam vidio ( kau hanya sebentar disini boru sinaga, sebelum kau siturnip sama sihaloho disini, tau kau tutupnya gara gara apa?.

4. Mengapa kericuhan yang berakhir dengan pengerusakan membawa bawa nama organisasi (PP) Pemuda Pancasila, kemudian mengakui bahwa warungnya berada di bawah warung saya.

5. Kemudian mengapa mereka memaksa siperempuan itu untuk mengatakan bahwa kamilah yang menyiksanya kemudian menyandera?

kalimat sandera mestinya harus berawal dari menculik dan ada dua modus yang tidak bisa lepas dari kata “sandera”.

“Jika benar bahwa kami menyandera, mengapa mereka memanggil oknum OKP bukan POLISI.

Yang mestinya harus dipecahkan oleh polres adalah modus dibalik kejadian ini yang sebenarnya (siapakah otak pelaku yang sebenarnya) apakah kejadian tersebut berhubungan dengan kejadian sebelumnya, atau mungkinkah mereka memiliki sentimen dengan pemilik ruko tersebut,” tandasnya.

(P.Ariani)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Redaksi Author

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow